lagi browsing ga sengaja nemu info Kompetisi Blog 'Pesona Sumatera Selatan'. aku tertarik dan ternyata besok terakhir . buka alamat blog yang lama dan dengdeng lupa semuanya udah lama ga buka. akhirnya buat baru deh.hehe
aaaaaaaaaaaa ayoo aku mau cerita tentang SUMATERA SELATAN, pengen banget kesana tapi belum kesampaian dari lahir sampai sekarang berkutik di Pulau Jawa terus padahal Indonesia kan luas. yaa semoga suatu saat bisa dan harus bisa ! semangat :D
boleh dong , cari tahu tentang SUMSEL sebelum kesana? mau cerita dari mana yaa , aku tahunya Sumatera Selatan yaa terkenalnya Palembang ada Sungai Musi, jembatan Ampera trus empek-empek . oh iya sama SEA GAMES di Gelora Siwijaya Jakabaring. wow* makin buat aku mau kesanaaaa ~
oke let's write ! :)
- Dimana Sumatera Selatan ?
Di bagian selatan Pulau Sumatera, tuh kan dekat sama Pulau Jawa . Dikelilingi sama Propinsi Jambi, Bangka-Belitung, Lampung dan Bengkulu. Dan Palembang adalah ibu kotanya .
- Kenapa dijuluki Bumi Sriwijaya ?
Karena pada zaman dulu , abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan
Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan
terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar
di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada
di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi
daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama
dari negeri china Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang
yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh
Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan
Palembang sebagai Kota Kerajaan. woooooowww* keren yaa sejarahnya. makin makin makinnnn mau kesana deh.
- trus ada apa aja nih di sana ? Sumatera Selatan oh Palembang .
Jembatan ini dibangun
diatas sungai Musi dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan
tinggi diatas permukaan air 11, 50 meter, dengan dana pampasan perang
dari Pemerintah Jepang atas perintah Soekarno pada bulan April 1962 dan
diresmikan Mei 1965.Orang menyebutnya Jembatan AMPERA karena
pemakaiannya secara resmi dilakukan pada saat masa menegakkan Orde Baru
yang sebelumnya bernama Jembatan "Musi". Jembatan AMPERA berarti
jembatan Amanat Penderitaan Rakyat. Bagian tengan
jembatan ini dulu dapat diangkat dan dilalui kapal yang tingginya
maksimum 44,50 meter , sedangkan bila tidak diangkat hanya 9 meter,
namun pada saat ini mobilitas penduduk semakin tinggi dan jumlah
kendaraan bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat teknis maka
pada tahun 1977 jembatan tersebut tidak dapat lagi dinaikkan bagian
tengahnya. Pada tahun 2004 jembatan ini direnovasi.
Sungai Musi ini panjangnya 460 Km membelah Provinsi Sumatera Selatan
dari Timur ke Barat yang bercabang-cabang dengan delapan anak sungai
besar yaitu : Sungai Komering, Ogan, Lematang, Kelingi, Lakitan,
Semangus Rawas dan Batang hari Leko. Karena itu di Sumatera Selatan
dikenal dengan julukan Batang Hari Sembilan.
waaahhh~ walau udah ga bisa diangkat tapi tetap mempesona . :)
Pulau Kemaro
Ditengah sungai Musi terdapat
sebuah pulau bernama Pulau kemaro Nama tersebut berarti pulau yang tidak
pernah tergenang air, walaupun air pasang besar, pulau tersebut tidak
akan kebajiran dan akan terlihat dari kejauhan terapung-apung diatas
perairan .Sungai Musi.Pulau ini mempunyai Legenda tentang
kisah cinta Siti Fatimah putri Raja Palembang yang dilamar oleh anak
Raja China yang bernama Tan Bun Ann? Syarat yang diajukan Siti Fatimah
pada Tan Bun Ann adalah menyediakan 9 Guci berisi emas, keluarga tan Bun
Ann menerima syarat yang diajukan. Untuk menghindar bajak laut saat
diperjalanan membawa emas dari negeri China maka emas yang didalam Guci
tersebut ditutupi dengan asinan dan sayur, ketika kapal tersebut tiba di
palembang Tan Bun Ann memeriksa guci tersebut telah ditutupi asinan dan
sayur dengan rasa, marah dan kecewa maka seluruh guci tersebut
dibuangnya ke sungai Musi tetapi pada guci yang terakhir terhempas pada
dinding kapal dan pecah berantakan sehingga terlihatlah kepingan emas
yang ada didalamnya. Rasa penyesalannya membuat anak raja China
tersebut mengambil keputusan untuk menerjunkan diri ke Sungai dan
tenggelam Melihat hal tersebut Siti Fatimah ikut menerjunkan diri ke
sungai sambil berkata Jika ada tanah tumbuh di tepi sungai ini maka
disitulah kuburan saya?
AMAZING ! :)
Rumah Tradisional Limas
Rumah Limas merupakan prototipe
rumah tradisional Palembang. Selain ditandai dengan atapnya yang
berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai bertingkat
tingkat yang disebut Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk kepentingan
keluarga seperti hajatan. Para tamu biasanya diterima diteras atau
lantai kedua.Kebanyakan rumah limas luasnya
mencapai 400 sampai 1000 meter persegi atau lebih, yang didirikan diatas
tiang-tiang dari kayu unglen atau ulin yang kuat dan tanah air.Dinding,
pintu dan lantai umumnya terbuat dari kayu tembesu. Sedang untuk rangka
digunakan kayu seru. Setiap rumah terutama dinding dan pintu diberi
ukiran.
Kawah Tekurep
Kompleks
Pemakaman ini sekarang masuk dalam kawasan Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan
Ilir Timur II, Palembang. Berdasarkan catatan lama, pemakaman ini
dibangun tahun 1728 M atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin Jayo
Wikramo (wafat tahun 1756 M), setelah pembangunan Kompleks Makam atau
Gubah Talang Kerangga (30 Ilir). Nama kawah tekurep diambil dari bentuk
cungkup (kubah) yang menyerupai kawah ditengkurapkan (Palembang:
tekurep). Jika diukur dari tepian Sungai Musi, kompleks makam ini
berjarak sekitar 100 meter dari sungai. Di sisi yang menghadap Sungai Musi (arah
selatan), terdapat gapura yang merupakan gerbang utama untuk memasuki
kompleks makam. Di dalamnya, terdapat empat cungkup. Yaitu, tiga cungkup
yang diperuntukkan bagi makam para sultan dan satu cungkup untuk
putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang
kesultanan.
Kerajaan Sriwijaya
nihh, bukti perkembangan Kerajaan Sriwijaya dulu. manarik untuk dikunjungi . perbanyak pengetahuan , wawasan mengenai Indonesia khususnya Sumatera Selatan .
Masjid Agung Palembang
Mesjid Agung Palembang
yang terletak di pusat kota juga merupakan salah satu peninggalan
Kesultanan Palembang. Mesjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin
I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738 sampai
1748.
Ukuran
bangunan mesjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi
dengan daya tampung 1200 jemaah. Perluasan pertama dilakukan dengan
wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech
Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran
Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin.
Perluasan kedua kali pada
tahun 1930. tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh Yayasan Mesjid
Agung yang pada tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga
luas mesjid sampai sekarang 5520 meter persegi dengan daya tampung
7.750.
Museum
Di museum Sultan Mahmud Badaruddin II
terdapat arca-arca kuno diantaranya Ganesha Amarawati dan Budha serta
peninggalan kuno, termasuk dari era Sriwijaya.
Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak Palembang mempunyai
ukuran panjang 188,75 meter, lebar 183,75 meter dan tinggi 9,99 meter
(30 kaki) serta tebal 1,99 meter (6 kaki). Di setiap sudutnya terdapat
bastion(baluarti) bastion yang terletak disudut barat laut bentuknya
berbeda dengan tiga bastion lainnya. Tiga bastion yang sama tersebut
merupakan ciri khas bastion Benteng Kuto Besak, di sisi timur , selatan
dan barat terdapat pintu masuk lainnya disebut lawang buritan.
Suatu kebanggaan bagi wong Palembang bahwa Benteng Kuto Besak merupakan
satu-satunya benteng yang berdinding batu dan memenuhi syarat
perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk
keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi
nama pahlawan Eropa.
Monpera
Bangunan ini terletak
di pusat kota tepatnya di depan Masjid Agung. Lokasi tersebut dulunya
basis pertempuran Lima Hari Lima Malam. Peletakan Batu Pertamanya dan
pemancangan tiang bangunan pada tanggal 17 Agustus 1975 dan diresmikan
pada tanggal 23 Februari 1988 oleh Menko Kesra Alamsyah Ratu Perwira
Negara. Monumen ini dibangun unntuk mengenang
perjuangan rakyat Sumatera Selatan ketika melawan kaum penjajah pada
masa revolusi fisik yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Lima Malam
di Palembang yang pecah pada tanggal 1 Januari 1947 yang melibatkan
seluruh rakyat Palembang melawan Belanda. Didalam Museum ini kita dapat
melihat berbagai jenis senjata yang dipergunakan dalam pertempuran
tersebut termasuk berbagai dokumen perang dan benda-benda bersejarah
lainnya.
Sabokingking
| |
Kompleks Makam Sabokingking ini terdapat di
dalam kawasan PT Pusri. Tokoh yang dimakamkan di kompleks ini antara
lain Pangeran Sido Ing Kenayan (1630-1642 M). Sido Ing Kenayan adalah
Raja Palembang yang menggantikan pamannya, Pangeran Sido Ing Puro
(1624-1630 M) dan kedudukannya kemudian digantikan oleh sepupunya,
Pangeran Sido Ing Pasarean (1642-143 M). Makam ini berdampinngan dengan
makam istri Pangeran Sido Ing Kenayan, yaitu Ratu Sinuhun.Di samping itu, terdapat pula makam guru agama raja, Habib
Muhammad Imam Alfasah yang berasal dari Arab. Hingga kini, Ratu Sinuhun
diyakini sebagai penulis kitab Simbur Cahaya. Kitab ini sering pula
disebut Undang-undang Simbur Cahaya, yang isinya norma hukum adat. Ada
pula keyakinan, Simbur Cahaya adalah "pengesahan" hukum adat (lisan)
yang pada masa itu berlaku sudah berlaku pada masyarakat pedalaman
Sumatera Selatan. Simbur Cahaya, pada dasarnya memang mengatur rakyat di
luar Palembang atau dikenal dengan istilah uluan. Aturan adat ini
berlaku hingga ratusan tahun sampai UU No. 5 Tahun 1979 berlaku efektif
di Sumatera Selatan. Sebelumnya, Simbur Cahaya terdiri atas lima bab,
ini juga telah membentuk pranata hukum dan kelembagaan di Sumatera
Selatan.
Bukit Siguntang
Bukit
Siguntang adalah tempat bersejarah di KOta Palembang di zaman Sriwijaya
menjadi tempat bersejarah penganut agama Budha. Daerah ini terletak 4
KM dari Kota Palembang dengan ketinggian 27 meter dari permukaan laut,
tepat di kelurahan Bukit Lama Tempat ini sampai sekarang masih tetap
dikeramatkan karena disini terdapat beberapa makam diantaranya :
1. Raja Gentar Alam
2. Putri Kembang Dadar 3. Putri Rambut Selako 4. Panglima Bagus Kuning 5. Panglima Bagus Karang 6. Panglima Tuan Junjungan 7. Panglima Raja Baru Api 8. Panglima Jago Lawang Berdasarkan hasil penemuan pada tahun 1920 di sekitar bukit ini telah ditemukan sebuah patung (arca) Budha bergaya seni Amarawati yang raut wajah Srilangka berasal dari abad XI masehi yang sekarang diletakan di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Kita dapat melihat panorama kota Palembang ; dari ketinggian Bukit Siguntang dengan menempuh kendaraan umum jurusan Bukit Besar.
Stadion terbesar kedua di Indonesia setelah Gelora Bung Karno , Jakarta. Semakin dikenal karena penyelenggaran Sea Games 2011 kemarin.
waaaa mau liat , olahraga disana . bayangin megahnya pembukaan Sea Games kemarin.
yaa , siapa yang ga kenal makanan ini . kalau belum kenal yuk mari aku perkenalkan . waaa ini tuh enak banget , berasa ikan tenggirinya ditambah kuahnya yang pedesss . yummy~
Kain Songket
kalau di Jawa ada kain batik , nah oleh-oleh dari Sumsel yaa kain songket .
Inilah Sumatera Selatanku , Indonesiaku . Nan indah, megah , mempesona :)
semakin ingin kesana .
Semoga ini bermanfaat . terma kasih :)
dan semoga menarik perhatian juri :)
NB : sumber referensi tulisan
http://www.sumselprov.go.id
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar